2.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Umum
Refrigerasi
Refrigerasi adalah produksi dan pemeliharaan
tingkat suhu dari suatu bahan atau ruangan agar suhunya lebih rendah dari suhu
lingkungan sekitarnya atau atmosfir dengan cara penyerapan atau penarikan panas
dari bahan atau ruangan itu. Refrigerasi
juga dapat diartikan sebagai suatu pengelolaan terhadap panas (Ilyas, 1983).
Refrigerasi
adalah suatu proses penyerapan panas pada suatu benda dimana setiap benda akan
mempunyai kandungan panas yang besarnya tergantung dari temperatur benda
tersebut.(Hartanto,1986)
2.1.1 Prinsip Dasar Refrigerasi
Secara umum, prinsip refrigerasi
adalah proses penyerapan panas dari dalam ruangan yang tertutup (kedap), lalu
memindahkan serta mengenyahkan panas keluar dari ruangan tersebut (Ilyas,
1983).
Atau dapat pula diartikan sebagai
suatu sistem yang mengatur kondisi udara di dalam suatu ruangan untuk
mempertahankan suhu yang dikehendaki.
Refrigerasi memanfaatkan sifat – sifat
panas (thermal) dari refrigerant selagi bahan itu berubah
keadaan dari bentuk cair menjadi gas dan sebaliknya dari gas menjadi cair.
Fungsi utama
sistem refrigerasi yaitu untuk mengambil panas yang tidak diperlukan dari suatu
ruangan. Kemudian panas tersebut dipindahkan ke tempat lain di luar ruangan
yang tidak mengganggu. Kerja tersebut dapat dilakukan dengan mengalirkan refrigerant yang bersirkulasi di dalam
sistem refrigerasi (Handoko, 1981).
Gambar 1 . Sirkulasi refrigerant
Sumber : Ilyas, S. 1983
Keterangan
:
- Kompresor
- Kondensor
- Tangki Penampung (Receiver Tank)
- Katup Ekspansi (Expantion Valve)
- Evaporator
2.1.2
Bahan Pendingin (Refrigerant)
Bahan Pendingin (refrigerant) adalah sejenis cairan yang mempunyai titik didih
sangat rendah pada tekanan satu atmosfir.(Mulyanto, 2001)
Refrigerant adalah suatu zat yang mudah menguap, mudah diubah
wujudnya dari gas menjadi cair atau sebaliknya dan berfungsi sebagai penghantar
panas dalam sirkulasi instalasi mesin refrigerasi, yaitu mengambil panas dari
evaporator dan membuangnya di kondensor.(Karyanto, 2003)
Refrigerant adalah suatu zat yang dimanfaatkan sifat-sifat thermal-nya untuk menyerap panas dari produk di dalam sistem
refrigerasi. Zat ini mempunyai titik didih yang sangat rendah pada tekanan 1
atm. Di dalam sistem, refrigerant tersebut
dihisap dan ditekan oleh kompresor sehingga mengalir di dalam sistem
refrigerasi. Di samping mengalami perubahan suhu dan tekanan akibat proses
kompresi, refrigerant tersebut juga
mengalami perubahan wujud dari cair ke gas dan sebaliknya. Sifat penyerapan panas yang ditimbulkan pada
saat perubahan wujud itulah yang dimanfaatkan untuk kepentingan refrigerasi.(Hartanto,
1986)
Berikut ini jenis–Jenis bahan
pendingin (refrigerant) :
Bahan pendingin (refrigerant) yang di gunakan dalam mesin refrigerasi terdiri dari 2
jenis antara lain:
1)
Amonia (R 717 atau NH3)
Amonia adalah jenis refrigerant
yang mempunyai banyak kelemahan diantaranya menimbulkan karat bila bercampur
dengan air dan uap air, tidak larut dalam pelumas, beracun, dapat merusak mata,
kulit dan paru- paru serta mudah meledak bila bercampur dengan udara yang
mengandung oksigen pada perbandingan tertentu.
2)
Halogen
Halogen
adalah refrigerant yang ’aman’ dan tidak beracun yang banyak dipakai
sekarang ini, maksud ’aman’ disini adalah aman bagi manusia secara langsung
ketika terhisap dibandingkan dengan amonia. Adapun di pasaran dikenal
dengan freon, genetron, frigen, areton,
isotron, asahi frond dan lain-lain.
Jenis halogen ini terdiri dari : R11 (Tricloromono fluoro metane = CCI3F),
R12 (Dichloro difluoro methane = CCL2F2), R 22 (Monochloro difluoro methane = CHCLF2),
dan R 502 (Campuran antara CCL2F2 - CF3 = 51,2
% dan CHCLF2 = 48,8%) (Hartanto,
1986).
2.2
Komponen Mesin Refrigerasi
Berdasarkan peranannya, jenis komponen mesin refrigerasi
diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu : komponen utama, komponen bantu
dan komponen pengontrol (Hartanto, 1986).
2.2.1
Komponen Utama
1)
Kompresor
Kompresor berfungsi menghisap gas refrigerant yang bertekanan dan bertemperatur rendah dari
evaporator, selanjutnya gas yang bertemperatur dan bertekanan rendah
dikompresikan. Tekanan dan temperatur gas refrigerant
yang tinggi dari kompresor mengalir ke kondensor sehingga gas refrigerant berubah wujudnya menjadi
cairan setelah mengalami proses pengembunan (kondensasi).
2)
Kondensor
Kondensor berfungsi untuk merubah gas refrigerant yang bertekanan dan
bertemperatur tinggi menjadi cairan refrigerant
yang bertekanan tinggi dan bersuhu biasa melalui proses penyerapan panas yang
disebut kondensasi. Selama proses penyerapan, panas refrigerant uap diserap melalui permukaan kondensor oleh media
pendingin.
Tipe kondensor yang biasa dipakai di kapal adalah tipe
shell and tube dengan media pendingin air laut sistem buangan yang di lengkapi
sebuah pompa dan alat pengaman. Kecepatan aliran air pendingin sangat
mempengaruhi perpindahan kalor untuk mencairkan gas refrigerant yang bertekanan
dan bertemperatur tinggi di dalam kondensor.
3)
Tangki Penampung (Receiver
Tank)
Sebelum refrigerant
disirkulasikan ke evaporator melalui katup ekspansi, refrigerant ditampung terlebih dahulu dalam receiver. Refrigerant yang tertampung sudah
berbentuk cairan, sehingga dalam keadaan tidak beroperasi jumlah refrigerant dalam sistem dapat diketahui
melalui gelas penduga (sigh glas)
yang diberi skala.
Dalam Receiver kadang– kadang yang tertampung bukan
hanya refrigerant cair, juga udara dan minyak pelumas. Untuk mencegah hal – hal
yang tidak diinginkan receiver dilengkapi dengan katup pengaman, oil drain dan equalizer yang dihubungkan dengan kondensor.
4)
Katup ekspansi
Katup ekspansi
berfungsi untuk mengatur jumlah refrigerant
yang akan mengalir ke evaporator dan menurunkan tekanan cairan refrigerant untuk mendapatkan jatuh
tekan. Jadi katup ekspansi
merupakan alat untuk mengatur batasan antara tekanan tinggi dengan tekanan
rendah.
5)
Evaporator
Evaporator berada dalam ruang pendingin dan diletakkan
sesuai dengan tipe yang dipakai. Sama halnya dengan kondensor, evaporator
adalah bagian pemindah panas melalui permukaan yang terdiri dari plat – plat
maupun koil – koil (gulungan) pendingin.
2.2.2 Komponen bantu
Keberadaan komponen bantu
pada mesin refrigerasi hanya sebagai
alat yang membantu kelancaran aliran refrigerant
pada saat bersirkulasi, oleh karena itu keberadaannya tidak mutlak. Penggunaan
jenis komponen bantu di setiap mesin refrigerasi tidak selalu sama, terutama
akan dipengaruhi oleh jenis refrigerant
yang digunakan dan temperatur akhir yang akan dicapai. Menurut (Hartanto, 1986)
Untuk sistem
refrigerasi dua tingkat (two stage) mempunyai
ciri-ciri yaitu dilengkapi Intercooler/
gas cooler. Alat ini dipasang diantara dua tingkat pemampatan yang berguna
mendinginkan atau mengurangi superheat uap yang akan dimampatkan lagi dengan
maksud agar temperature pengeluaran akhir tidak terlampau tinggi dan untuk
meningkatkan efisiensi dari kompresor tingkat kedua. Pada dasarnya , intercooler/ gas cooler ialah suatu
pendingin yang menggunakan cairan refrigerant
untuk mendinginkan uap mampat. (Sunarman, 1977).
Jenis, kegunaan dan penempatan setiap komponen
bantu pada mesin refrigerasi adalah sebagai berikut:
1)
Oil Separator
Oil saparator adalah alat
yang digunakan untuk memisahkan minyak pelumas kompresor dengan uap refrigerant bertekanan tinggi, alat ini
ditempatkan pada saluran refrigerant
antara kompresor sampai kondensor.
Minyak Pelumas dalam kompresor dapat terbawa oleh uap refrigerant yang telah dimampatkan oleh
kompresor, ini dapat terjadi karena :
a. Jumlah minyak pelumas dalam kompresor
terlalu banyak,
b. Ada bagian-bagian pada kompresor yang
telah aus misalnya ring piston,
c. Tekanan penghisapan kompresor terlalu
rendah.
Minyak pelumas yang telah bercampur dengan uap refrigerant apabila dibiarkan saja akan
terus masuk menuju ke kondensor dan akhirnya ke evaporator. Di dalam evaporator
tersebut pelumas tersebut akan menghambat proses pendinginan. Untuk mesin
refrigerasi yang menggunakan refrigerant R-22, karena R-22 hanya dapat
bercampur dengan minyak pelumas pada temperatur/ tekanan tinggi saja maka mesin
refrigerasi sebaiknya memakai oil
separator.
Perpisahan minyak pelumas dalam oil saparator pada prinsipnya
terjadi karena berat jenisnya lebih tinggi dibandingkan uap refrigerant, oleh sebab itu minyak
pelumas yang telah terpisah akan tertampung di bagian dasar oil saparator
sedangkan uap refrigerant akan berada
di bagian atasnya.
Minyak pelumas yang
telah terpisah dalam oil saparator yang digunakan pada mesin pendingin dengan
jenis halogen selanjutnya akan dialirkan kembali kedalam kompresor.
Sedangkan minyak
pelumas yang telah terpisah dalam oil saparator yang digunakan mesin
refrigerasi dengan jenis refrigerant
amonia umumnya langsung dibuang keluar melalui saluran pembuangannya (Sunarman,
1977)
2)
Filter Dryer
Adalah
suatu alat yang digunakan untuk menyerap kandungan air dan kotoran yang
terkandung didalam refrigerant pada
instalasi mesin refrigerasi. Alat ini merupakan suatu tabung yang didalamnya
terdapat bahan pengering atau dissicant,
saringan kotoran dan penahan agar bahan pengering tidak terbawa oleh aliran refrigerant yang dipasang pada kedua
ujung tabung tersebut. Untuk memadatkan bahan pengering dalam tabung maka pada
salah satu bagian saringannya dipasang pegas.
Uap air yang terkandung dalam refrigerant apabila
dibiarkan akan mengakibatkan:
1. Uap air apabila sampai di evaporator akan
membeku dan ini akan menggangu aliran refrigerant.
2. Uap air dapat menimbulkan korosi/ karat
pada instalasi mesin refrigerasi.
3. Apabila berccampur dengan minyak pelumas
akan menimbulkan endapan yang dapat merusak kompresor.
Adapun uap air yang terdapat pada
mesin refrigerasi berasal dari udara yang ada dalam mesin refrigerasi. Udara
ini dapat masuk disebabkan oleh :
a. Kurang sempurnanya pada saat penghampaan
mesin refrigerasi.
b. Melakukan pengisian minyak pelumas atau refrigerant.
c. Adanya kebocoran pada instalasi mesin
refrigerasi yaitu pada bagian saluran yang bertekanan kurang dari 1 atm.
Filter Dryer merupakan alat bantu yang digunakan pada mesin refrigerasi
dengan jenis refrigerant halogen khususnya R. 22. didalam filter dryer berisi suatu
bahan pengering yang (Dessicant) yang
digunakan untuk menyerap air yang dikandung refrigerant,
jenis bahan pengering yang sering digunakan adalah silica gel karena mempunyai
daya serap air lebih besar. Bahan pengering tersebut
setelah kotor ada yang dapat diganti dan ada pula yang tidak dapat diganti
tergantung dari konstruksi tabung filter
dryer. Pada mesin refrigerasi alat
bantu filter dryer ditempatkan di saluran cairan refrigerant tekanan tinggi yaitu saluran antara kondensor dan
ekspansi (Sunarman, 1977)
a.
Silica Gel ( Si O2 )
Jenis ini berbentuk
butir-butir kecil atau kristal yang berwarna putih atau kebiru-biruan,
ciri-cirinya :
1.
Tidak
dapat hancur menjadi tepung dan tidak bereaksi dengan minyak pelumas kompresor,
2.
Dapat
menyerap uap air tanpa merubah keadaannya,
3.
Dapat
menyerap air sampai 40 % dari beratnya sendiri,
4.
Dapat
diaktifkan lagi dengan memanaskannya antara 120° – 250°C dan setelah dingin dapat digunakan kembali.
b.
Activated Alumina ( Al 2 O3 )
Banyak digunakan pada AC, ciri-cirinya adalah :
1.
Berbentuk
butir-butir kecil seperti kristal, tidak korosif dan tidak larut dalam air,
2. Dapat menyerap uap air tanpa merubah
keadaanya,
3. Mepunyai daya serap air sampai 14 % dari
beratnya sendiri,
4.
Dapat
diaktifkan kembali dengan memanaskannya sampai sekitar 177° – 300°C.
c.
Calcium Clorida ( Ca Cl2 )
Berbentuk butir-butir kecil dan tidak
dapat dipasang secara permanen karena setelah menyerap uap air akan terjadi
perubahan keadaan sehingga dapat mengakibatkan filter dryer menjadi buntu/ tersumbat. Jenis ini dapat menyerap air
sebanyak 100 % dari beratnya sendiri namun jenis ini tidak banyak digunakan.
d.
Molecular Sieve
Jenis ini berbentuk bulat seperti lada
putih dan dapat dipakai secara permanen, jenis ini juga benyak digunakan dan
mempunyai daya serap yang kuat ( lebih kuat daripada silica gel ), Dapat
diaktifkan kembali dengan cara dipanasi sampai sekitar 200° – 300° C (Handoko, 1981)
3)
Akumulator
Adalah
alat untuk memisahkan cairan dan uap refrigerant
yang bertekanan rendah dimana alat ini berbentuk tabung yang jenis logamnya
disesuaikan dengan refrigerant.
Sistem pemisahan cairan dan uap hanya berdasarkan perbedaan berat jenis. Cairan
refrigerant karena berat jenisnya
lebih besar akan berada pada bagian dasar sedangkan uap refrigerant akan terletak pada bagian atasnya.
Pada prinsipnya akumulator merupakan tempat berbentuk tabung yang
digunakan untuk memisahkan cairan refrigerant yang tidak dapat menguap di
evaporator dengan uap refrigerant bertekanan rendah, sehingga akumulator dapat
pula dikatakan sebagai tempat menampung cairan refrigerant bertekanan rendah atau Low Receiver.
Akumulator pada
mesin refrigerasi selalu ditempatkan pada saluran uap tekanan rendah, sesuai dengan
kegunaannya maka keberadaannya akan dapat menghindari terhisapnya cairan refrigerant oleh kompresor disaat
pengoperasiannya.
4)
Alat Penukar Panas ( Heat Exchanger )
Heat exchanger
atau penukar kalor merupakan suatu tempat terjadinya proses pemindahan kalor
dari cairan refrigerant bertekanan
tinggi kepada uap refrigerant tekanan rendah. Sebagai
akibatnya jumlah kandungan kalor cairan refrigerant
yang akan diuapkan di evaporator akan berkurang, dengan keadaan demikian pada
saat proses penguapannya akan memungkinkan menyerap kalor lebih banyak.
Penerapan heat exchanger
dapat berbentuk suatu alat bantu dengan cara hanya menyinggungkan pipa saluran
cairan refrigerant tekanan tinggi
dengan pipa saluran uap refrigerant
tekanan rendah.
2.3 Prinsip Kerja Mesin Refrigerasi
Pengambilan panas
dari suatu benda atau zat dapat dilakukan dengan berbagai cara disebut proses
pendinginan. Terjadinya pendinginan sangat dipengaruhi oleh tekanan dan
temperature.
Pada mesin
refrigrasi sistem kompresi pendinginan terjadi karena bahan pendingin (refrigerant) dimampatkan sehingga
tingkat energi uap naik, dimana tekanan dan temperatur menjadi tinggi.
Selanjutnya refrigerant dikondensasikan atau didinginkan menyebabkan temperatur
turun dan tekanan relative tinggi. Melalui pengatur jumlah refrigerant (katup ekspansi), refrigerant
dikabutkan sehingga tekanan turun akibatnya refrigerant
menyerap panas untuk menguap pada tekanan dan temperatur yang cukup rendah.
Secara garis besar siklus refrigerant
dalam unit mesin refrigerasi sistem kompresi adalah sebagai berikut :
2.3.1 Kompresi
Dimana refrigerant uap dengan tekanan dan
temperatur rendah dihisap kompresor dari evaporator, kemudian di dalam
kompresor dimampatkan untuk mendapatkan tekanan dan temperature yang tinggi.
Untuk sistem dua tingkat maka temperatur kompresi pada tekanan tinggi dicegah
agar tidak terlalu tinggi (over heated)
selain itu juga memperbaiki COP (Coefisient
of Performence) sehingga diperoleh massa
refrigerant yang besar. Setelah gas refrigerant yang keluar inter cooler dihisap oleh kompresor pada
sisi tekanan tinggi maka gas refrigerant
itu di kompresi kembali.
2.3.2 Kondensasi
Refrigerant uap yang telah dimampatkan
lalu didinginkan di kondensor, sehingga terjadi kondensasi dimana refrigerant uap berubah menjadi cair
dengan temperature biasa dan tekanan masih relative tinggi.
2.3.3 Ekspansi
Jumlah refrigerant yang mengalir di perkecil
untuk mendapatkan jatuh tekan dan diekspansikan yang memungkinkan refrigerant
dapat menguap pada tekanan rendah di evaporator.
2.3.4 Evaporasi
Tahap terakhir
dimana refrigerant menyerap panas
dari sekelilingnya setelah diekspansikan (dikabutkan), sehingga terjadi
pendinginan di evaporator. Tekanan rendah di evaporator dapat dipertahankan
oleh kompresor yang secara terus menerus mengadakan penghisapan dan penekanan refrigerant.
Secara singkatnya
dapat diuraikan bahwa refrigerant di
hisap kompresor dari evaporator melalui suction
line, kemudian ditekan dan mengalir ke kondensor. Di kondensor terjadi
kondensasi refrigerant uap menjadi
cair, yang kemudian ditampung dalam receiver.
Refrigerant cair kemudian mengalir ke
evaporator melalui katup ekspansi dan
terjadi peristiwa jatuh tekan. Di evaporator refrigerant menguap, adakalanya refrigerant
tidak semuanya menguap dan terus mengalir ke akumulator. Untuk mencegah
kompresi cair (liquid back), refrigerant yang tidak menguap dialirkan
kembali ke evaporator, sedang yang berbentuk uap mengalir ke kompresor untuk
disirkulasikan kembali ke dalam sistem.
2.4 Pedoman Pengoperasian Mesin Refrigerasi
Setiap kegiatan
dalam pengoperasian unit mesin refrigerasi dilakukan secara bertahap dimana
jenis tahapannya tidak selalu sama. Ini dipengaruhi oleh kelengkapan jenis
komponen yang digunakan oleh mesin refrigerasi tersebut, semakin banyak jenis komponen
yang digunakan maka prosedur mengoperasikannyapun akan semakin banyak pula
tahapannya. Oleh sebab itu tehnik pengoperasian suatu unit mesin refrigerasi
mempunyai tehnik pengoperasian yang tidak harus selalu sama.(Sunarman, 1977)
Adapun hal-hal yang pokok dalam kegiatan
pengoperasian unit mesin refrigerasi adalah sebagai berikut :
2.4.1 Persiapan Sebelum Start
Kegiatan
ini dimaksud untuk mempersiapkan keadaan mesin refrigerasi untuk siap
dioperasikan sehinggga dapat mencegah terjadinya hal atau keadaan yang tidak
diinginkan pada saat mesin dioperasikan . Keadaan yang perlu diperhatikan
adalah keadaan tenaga/ sumber penggerak mesin refrigerasi, keadaan kompresornya
dan keadaan disekitar bagian-bagian mesin refrigerasi yang bergerak/ berputar.
a. Periksa keadaan sumber tegangannya,
b. Periksa keadaan baut-baut pondasi,
c. Periksa jumlah minyak pelumas kompresor,
d. Memeriksa transmisi/ kopel kompresor,
e. Memeriksa keadaan lingkungan ruang mesin
refrigerasi.
2.4.2 Menjalankan Mesin Refrigerasi
(Start)
Untuk
menjalankan mesin refrigerasi ini banyak ragamnya, namun yang terpenting adalah
memastikan terbukanya saluran uap refrigerant yang bertekanan tinggi sehingga
begitu kompresor bergerak maka refrigerant
yang dimampatkan dapat langsung mengalir ke komponen lainnya. Selain itu perlu
diperhatikan pula aliran media pendingin kompresor atau kondensor sehingga
tidak akan terjadi keterlambatan proses pendinginannya dan setelah itu kemudian
mengatur pembukaan kran-kran lain yang diperlukan agar refrigerant dapat bersirkulasi secara normal.
1. Buka semua kran pada saluran refrigerant bertekanan tinggi,
2. Jalankan sirkulasi media pendinginan
kompresor dan kondensor,
3. Menjalankan penggerak kompresor,
4. Mengatur pembukaan katup ekspansi dan kran
hisap kompresor,
5. Menjalankan tenaga penggerak perantara
pendinginan.
2.4.3 Pemeriksaan Selama Mesin
Refrigerasi Beroperasi
Secara
rutin kegiatan ini perlu dilakukan sehingga keadaan mesin refrigerasi dapat
dimonitor keadaanya sehingga apabila terjadi kelainan secepatnya dapat diambil
tindakan untuk perbaikannya.
Adapun bagian-bagian yang perlu diperiksa antara
lain adalah tekanan refrigerant,
temperatur pendinginan, keadaan sumber tenaga penggeraknya, dll.
- Periksa
tekanan pengeluaran, penghisapan dan pelumasan kompresor,
- Perika
temperatur media pendinginan kondensor dan kompresor,
- Periksa
temperatur pendinginan dalam ruang pendinginan,
- Periksa
keadaan sumber tenaga penggeraknya.
2.4.4 Mematikan (Stop) Mesin Refrigerasi
Pada
saat mesin refrigerasi terutama dalam jangka waktu yang cukup lama diharapkan refrigerant dapat tertampung dalam
kondensor atau receiver tank . Untuk
itu sebelum kompresor dimatikan sebaiknya kran yang mengalirkan refrigerant bertekanan tinggi dari receiver tank ditutup terlebih dahulu
selanjutnya setelah tekanan penghisapan kompresor turun, tenaga penggerak
kompresor dimatikan dan menutup kran penghisapan kompresor serta kran-kran
lainnya.
1. Tutup kran pada saluran cairan refrigerant tekanan tinggi,
2. Matikan tenaga penggerak kompresornya,
3. Tutup kran pada saluran refrigerant
bertekanan tinggi,
4. Matikan sirkulasi media pendinginan pada
kondensor dan kompresor,
5. Matikan tenaga penggerak perantara
pendinginan.
2.5 Peranan Buku Jurnal Harian Mesin
Refrigerasi di atas kapal
Buku
harian sangat penting dan mutlak harus ada pada unit mesin refrigerasi
khususnya yang berkapasitas besar yang digunakan untuk mencatat keadaan
pengoperasian dan hal yang terjadi pada saat itu.
Dengan
demikian secara umum fungsi buku harian terhadap pengoperasian mesin
refrigerasi adalah sebagai berikut :
1. Sebagai data otentik (sebenarnya) keadaan
pengoperasian mesin refrigerasi yang selanjutnya dipakai sebagai bahan untuk
menganalisa keadaan pengoperasiannya
2. Mengetahui jam pengoperasian mesin
refrigerasi sehingga dapat memudahkan dalam menentukan perawatannya
3. Pengisian jurnal secara rutin membantu
operator mengenal keadaan pengoperasian mesin refrigerasi
4. Dapat mengetahui kerusakan yang terjadi
pada mesin refrigerasi. (Maimun, 2004)
2.6 Pemeriksaan dan Perawatan
Mesin refrigerasi
Perawatan adalah kombinasi dari
semua tindakan yang dilakukan dalam rangka mempertahankan atau mengembalikan
suatu kondisi yang dapat diterima dan berfungsi seperti disediakala atau paling
tidak mendekati sehingga kegiatan produksinya dapat berjalan dengan lancar
(mesin dan peralatannya paling tidak mencapai umur ekonomisnya dan menghindari
kemacetan serta kerusakan sekecil mungkin) sehingga kapal dapat beroperasi
secara efektif, efisien, produktif dan tepat waktu sesuai dengan yang telah
direncanakan. (Maimun, 2004)
2.6.1 Tujuan Pemeriksaan dan Perawatan
Tujuan diadakannya pemeriksaan
dan perawatan mesin refrigerasi ini adalah untuk memperoleh :
1.
Waktu operasi yang maksimal
2.
Operasi mesin refrigerasi yang
aman
3.
Umur mesin yang panjang
4.
Operasi yang memuaskan melalui
penjadwalan perawatan yang tepat, pemeriksaan berkala, penghematan energi,
tenaga dan suku cadang (spare part)
Kegiatan perawatan itu sendiri dibagi menjadi dua
bagian yaitu :
1.
Perawatan berkala
2.
Perawatan rutin. (Maimun,
2004).
2.6.2
Perawatan Berkala
Mesin refrigerasi
yang telah beroperasi selama 6000 jam atau satu tahun beroperasi harus diadakan
pemeriksaan secara umum (general
checking). Pemeriksaan dan perawatan ini pada seluruh komponen mesin
refrigerasi sesuai dengan buku petunjuk. Hal ini dilakukan untuk melihat keausan yang terjadi pada bagian mesin yang
bergesekan seperti cylinder liner, bantalan – bantalan, poros engkol dan keadan
sistemnya.
Pemeriksaan
terhadap sistemnya dimaksudkan untuk mengetahui adanya kebocoran – kebocoran
pada sistem. Untuk pembongkaran kompresor, diperiksa bagian – bagian yang
bergesekan atau bergerak seperti keadaan piston terhadap cylinder sleevennya dan saluran air pendingin yang mengalir
dikompresor atau di kondensor.
2.6.3 Perawatan Rutin
Supaya mesin refrigerasi bekerja dengan baik
selama kapal beroperasi maka secara rutin perlu diadakan perawatan dan dicatat
dalam buku jurnal mesin refrigerasi (log
book of refrigerating mechinery). Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam
perawatan mesin refrigerasi adalah :
1.
Memeriksa jumlah minyak pelumas
didalam crank case. Warna dan buih
yang terjadi pada minyak pelumas pada saat kompresor beroperasi merupakan tanda
bahwa minyak pelumas tersebut mengalami penurunan kualitas karena viscositas
minyak pelumas telah berkurang. Warna hitam pada minyak pelumas menandakan
tercampurnya minyak pelumas dengan karbon dan buih disebabkan karena
tercampurnya minyak pelumas dengan refrigerant,
sehingga perlu dilakukan penggantian minyak pelumas.
2.
Memeriksa sirkulasi air
pendingin kompresor dan kondensor, hal ini sangat mempengaruhi kemampuan kerja
mesin refrigerasi
3. Memeriksa dan mendengarkan suara kompresor
pada saat kompresor beroperasi. Suara yang kasar menandakan ada bagian – bagian
tertentu didalam kompresor tidak bekerja secara normal seperti patahnya ring,
piston pecah, connecting rod patah,
katup discharge dan katup suction
tidak bekerja dengan baik dan lain – lain.
4. Memeriksa dan mencatat pada buku harian
mesin refrigerasi yang meliputi:
a. Tekanan dan temperatur discharge pada
kompresor
b.
Tekanan dan temperatur suction
pada kompresor
c.
Tekanan minyak pelumas
d.
Arus listrik motor kompresor
e.
Temperatur air pendingin
kondensor
5.
Jumlah cairan refrigerant di
dalam receiver, perlu diatur jumlahnya di dalam tanki tersebut.
6.
Temperatur palka dan freezer
melalui thermometer recorder.
.(Maimun, 2004)
2.7
Penyebab dan Cara Mengatasi Kerusakan
Mesin Refrigerasi
Didalam memperbaiki unit mesin
refrigerasi, operator harus tahu dalam menganalisa : bagian apa dari unit mesin
refrigerasi itu yang harus diperbaiki berdasarkan analisis gejala-gejala
gangguan, memilih alat-alat kerja secara tepat, menjaga sistem refrigerasi agar
tetap bersih dan kering dalam mengerjakan. (Karyanto, 2004)
Tabel 1.
Penyebab dan Cara Mengatasi Kerusakan Mesin Refrigerasi
1. Tekanan Pengeluaran Kompresor
a. Tekanan pengeluaran kompresor terlalu
tinggi
PENYEBAB
|
CARA MENGATASI
|
a. Air pendingin terlalu sedikit atau
temperaturnya terlalu tinggi.
b. Saluran air pendingin kotor.
c. Terlalu banyak refrigerant.
d. Kondensor berisi udara.
e. Kapasitor kondensor terlalu kecil
|
a.
Tambah volume sirkulasi air
pendingin.
b. Bersihkan.
c. Kurangi.
d. Buang udaranya.
e. Perbesar kapasitasnya, kalau bersifat
sementara perkecil katup ekspansi.
|
b. Tekanan kompresor terlalu rendah
a. Refrigerant kurang.
b. Temperatur media pendingin terlalu
rendah
|
Periksa kebocoran, kemudian tambah.
Biarkan
|
2. Tekanan Penghisapan Kompresor
a. Tekanan penghisapan kompresor terlalu
rendah
a. Katup ekspansi terbuka terlalu kecil
atau kotor.
b.Didalam evaporator terdapat minyak
pelumas.
c. Evaporator tertutup bunga es/frost
d.
Temperatur
pendingin terlalu rendah
|
Periksa dan bersihkan.
Keluarkan.
Lakukan Defrost.
Matikan kompresor.
|
b. Tekanan penghisapan kompresor terlalu
tinggi
a. Beban pendinginan bertambah.
b. Kapasitas mesin telah berkurang.
c. Pembukaan katup ekspansi terlalu besar.
|
Atur beban.
Periksa dan perbaiki.
Atur pembukaanya.
|
3. Tekanan Minyak Pelumas
a. Tekanan minyak pelumas terlalu tinggi
a. Pengaturan tekanan yang salah
b. Kekentalan minyak pelumas bertambah
|
Atur kembali tekanannya
Perkecil pembukaan katup ekspansi
|
b. Tekanan minyak pelumas terlalu rendah
a. Minyak pelumas terlalu encer.
b. Minyak pelumas kotor.
c. Filter kotor.
d. Pompa minyak pelumas rusak
|
Atur kembali tekanannya
Ganti yang baru.
Bersihkan
Periksa dan perbaiki.
|
4. Temperatur Pengeluaran
a. Temperatur pengeluaran terlalu tinggi
a. Tekanan pengeluaran tinggi.
b. Perbandingan kompresi tinggi.
c. Air pendingin kompresor kurang.
d. Kompreor terlalu panas.
e. Penyumbatan pada bagian pengeluaran
kompresor.
f. Uap refrigerant bocor melalui silinder
kompresor
|
Lihat keterangan No.1
Lihat keterangan No.1
Perbesar alirannya
Perbesar pembukaan katup ekspansi
Periksa dan perbaiki
Periksa dan perbaiki
|
b. Temperatur
pengeluaran terlalu rendah
a. Cairan refrigerant masuk kedalam
kompresor.
b. Beban kompresor terlalu kecil atau
kompresor kerja Unload (bebas beban).
c. Tekanan pengeluaran kecil
|
Perkecil pembukaan
Periksa dan perbaiki
-
|
(Sumber : Sunarman, 1977)
2.7 Peranan Teknologi Refrigerasi dalam Bidang
Perikanan
Teknologi refrigerasi mempunyai
peranan khusus penting dalam produksi dan distribusi pangan manusia dan hewan.
Teknologi ini tidak hanya diterapkan dalam pemanfaatan pasca panen (sesudah
dipanen) tetapi juga dalam kegiatan produksi pangan pra-panen (dalam budidaya
tanaman, ternak, ikan dan lain–lain), jadi diterapkan dalam seluruh kegiatan
mata rantai mulai dari produksi sampai pada penanganan, pengolahan dan distribusi
serta konsumsi pangan (Ilyas, 1983).
Dalam dunia usaha perikanan secara
umum dapat dikemukakan bahwa penerapan teknik refrigerasi dalam bentuk
pendinginan dan khususnya pembekuan, memberi keuntungan sebagai berikut :
a.
Memperluas
jangkauan penangkapan sehingga dapat memanfaatkan sumberdaya perikanan yang
berlokasi jauh di laut dalam dan wilayah ekonomi eksklusif.
b.
Mengamankan
hasil tangkapan pada periode tangkapan besar dan menyalurkannya pada periode
paceklik, dengan demikian dapat mengatur suplai dan menstabilkan harga.
c.
Memperpanjang
masa operasi pabrik pengolahan, karena dapat menghimpun stok bahan baku pada
waktu musim raya.
d.
Memperpanjang
waktu penyimpanan dan memperluas jaringan distribusi.
e.
Memperluas
jaringan pemasaran ke luar negeri, sehingga memperbesar pemasukan devisa.
f.
Meningkatkan pendapatan nelayan
dan petani produsen berhubung dapat memperkuat posisinya dalam proses penawaran
dan permintaan.
Mengenai keunggulan teknik
refrigerasi, dikatakan bahwa dengan beban penduduk yang semakin membesar di
muka bumi ini dalam lalulintas komunikasi yang demikian pesat, peranan teknik
refrigrasi semakin besar dalam ekonomi pangan dunia. Refrigerasi diterapkan
secara luas dalam dunia pengusahaan pangan, terutama karena keunggulannya dalam
mengatasi gejala dan proses alamiah pangan yang cenderung cepat rusak dan
sumbangannya dalam meningkatkan nilai ekonomi pangan. Keunggulan
teknik refrigerasi diantaranya adalah :
a.
Refrigerasi mampu menghambat
proses pembusukan pangan, meniadakan kerugian total pada pangan cepat-busuk dan
memperpanjang daya awetnya.
b.
Refrigrasi dapat meningkatkan
produksi pertanian (perikanan).
c.
Dapat mengawetkan nilai gizi
dan nilai organik seperti rupa, tekstur, citarasa (flafour), bau (odor) dan
karakteristik dari pangan tersebut.
d.
Hanya teknik refrigerasilah
sebagai satu–satunya teknik pengawetan yang sukses mempertahankan nilai – nilai
asli kesegaran tiap jenis pangan.
e.
Refrigerasi mampu menghimpun
cadangan pangan secara besar–besaran untuk jangka waktu panjang.
f.
Refrigerasi
mempunyai dampak ekonomis langsung bagi produksi dan cadangan pangan.
g.
Refrigerasi
dapat memperluas perdagangan internasional dan meningkatkan pendapatan devisa
dari sektor perikanan (Ilyas, 1983).
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Perikanan, 2005. Statistik
Ekspor Hasil Perikanan, Jakarta.
Handoko, 1981. Teknik Lemari Es. PT.
Ictiar Baru, Cetakan II, Jakarta
Hartanto. B. 1986. Mesin Pendingin Bidang Perikanan I. Jakarta
Ilyas, S. 1983. Teknologi Refrigrasi Hasil Perikanan Jilid I. Badan Peneliti dan Pengembangan
Pertanian
_________1993. Teknologi Refrigrasi Hasil Perikanan Jilid II. Badan Peneliti dan Pengembangan Pertanian
Maimun, 2004. Manajemen
Pengoperasian dan Perawatan Mesin Pendingin. Sekolah Tinggi Perikanan.
Jakarta.
Moelyanto, 1992. Pengawetan
Dan Pengolahan Ikan. Penebar Swadaya, Jakarta .
Sunarman dkk, 1977. Mesin Pendingin, Friga Jakarta.
Menjual berbagai macam jenis Chemical untuk Boiler,cooling tower chiller dan waste water treatment ,evapator Oli Industri defoamer dll untuk info lebih lanjut tentang produk ini bisa menghubungi saya di email tommy.transcal@gmail.com
BalasHapusWA 081310849918
Terima kasih