Selasa, 18 Oktober 2016

REFRIGERASI

2.      TINJAUAN PUSTAKA
2.1    Pengertian Umum Refrigerasi
    Refrigerasi adalah produksi dan pemeliharaan tingkat suhu dari suatu bahan atau ruangan agar suhunya lebih rendah dari suhu lingkungan sekitarnya atau atmosfir dengan cara penyerapan atau penarikan panas dari  bahan atau ruangan itu. Refrigerasi juga dapat diartikan sebagai suatu pengelolaan terhadap panas (Ilyas, 1983).
            Refrigerasi adalah suatu proses penyerapan panas pada suatu benda dimana setiap benda akan mempunyai kandungan panas yang besarnya tergantung dari temperatur benda tersebut.(Hartanto,1986)

2.1.1  Prinsip Dasar Refrigerasi

Secara umum, prinsip refrigerasi adalah proses penyerapan panas dari dalam ruangan yang tertutup (kedap), lalu memindahkan serta mengenyahkan panas keluar dari ruangan tersebut (Ilyas, 1983).
Atau dapat pula diartikan sebagai suatu sistem yang mengatur kondisi udara di dalam suatu ruangan untuk mempertahankan suhu yang dikehendaki. 
Refrigerasi memanfaatkan sifat – sifat panas (thermal) dari refrigerant selagi bahan itu berubah keadaan dari bentuk cair menjadi gas dan sebaliknya dari gas menjadi cair.
Fungsi utama sistem refrigerasi yaitu untuk mengambil panas yang tidak diperlukan dari suatu ruangan. Kemudian panas tersebut dipindahkan ke tempat lain di luar ruangan yang tidak mengganggu. Kerja tersebut dapat dilakukan dengan mengalirkan refrigerant yang bersirkulasi di dalam sistem refrigerasi (Handoko, 1981).
SISI TEKANAN TINGGI,SISI TEKANAN RENDAH 






                 Gambar 1 .  Sirkulasi refrigerant
                 Sumber : Ilyas, S. 1983
Keterangan :
  1. Kompresor
  2. Kondensor
  3. Tangki Penampung (Receiver Tank)
  4. Katup Ekspansi (Expantion Valve)
  5. Evaporator
2.1.2 Bahan Pendingin (Refrigerant)
Bahan Pendingin (refrigerant) adalah sejenis cairan yang mempunyai titik didih sangat rendah pada tekanan satu atmosfir.(Mulyanto, 2001)
Refrigerant adalah suatu zat yang mudah menguap, mudah diubah wujudnya dari gas menjadi cair atau sebaliknya dan berfungsi sebagai penghantar panas dalam sirkulasi instalasi mesin refrigerasi, yaitu mengambil panas dari evaporator dan membuangnya di kondensor.(Karyanto, 2003)
Refrigerant adalah suatu zat yang dimanfaatkan sifat-sifat thermal-nya untuk menyerap panas dari produk di dalam sistem refrigerasi. Zat ini mempunyai titik didih yang sangat rendah pada tekanan 1 atm. Di dalam sistem, refrigerant tersebut dihisap dan ditekan oleh kompresor sehingga mengalir di dalam sistem refrigerasi. Di samping mengalami perubahan suhu dan tekanan akibat proses kompresi, refrigerant tersebut juga mengalami perubahan wujud dari cair ke gas dan sebaliknya.  Sifat penyerapan panas yang ditimbulkan pada saat perubahan wujud itulah yang dimanfaatkan untuk kepentingan refrigerasi.(Hartanto, 1986)

Berikut ini jenis–Jenis bahan pendingin (refrigerant) :

Bahan pendingin (refrigerant) yang di gunakan dalam mesin refrigerasi terdiri dari 2 jenis antara lain:
1)   Amonia (R 717 atau NH3)
Amonia adalah jenis refrigerant yang mempunyai banyak kelemahan diantaranya menimbulkan karat bila bercampur dengan air dan uap air, tidak larut dalam pelumas, beracun, dapat merusak mata, kulit dan paru- paru serta mudah meledak bila bercampur dengan udara yang mengandung oksigen pada perbandingan tertentu.
2)  Halogen
          Halogen adalah refrigerant yang ’aman’ dan tidak beracun yang banyak dipakai sekarang ini, maksud ’aman’ disini adalah aman bagi manusia secara langsung ketika terhisap dibandingkan dengan amonia. Adapun di pasaran dikenal dengan  freon, genetron, frigen, areton, isotron, asahi frond dan lain-lain.    
Jenis halogen ini terdiri dari : R11 (Tricloromono fluoro metane = CCI3F), R12   (Dichloro difluoro methane = CCL2F2), R 22 (Monochloro difluoro methane = CHCLF2), dan R 502 (Campuran antara CCL2F2 - CF3 = 51,2 % dan CHCLF2 = 48,8%) (Hartanto, 1986).
2.2      Komponen Mesin Refrigerasi
Berdasarkan peranannya, jenis komponen mesin refrigerasi diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu : komponen utama, komponen bantu dan komponen pengontrol (Hartanto, 1986).
2.2.1          Komponen Utama
1)                  Kompresor
Kompresor berfungsi menghisap gas refrigerant yang bertekanan dan bertemperatur rendah dari evaporator, selanjutnya gas yang bertemperatur dan bertekanan rendah dikompresikan. Tekanan dan temperatur gas refrigerant yang tinggi dari kompresor mengalir ke kondensor sehingga gas refrigerant berubah wujudnya menjadi cairan setelah mengalami proses pengembunan (kondensasi).
2)                  Kondensor
Kondensor berfungsi untuk merubah gas refrigerant yang bertekanan dan bertemperatur tinggi menjadi cairan refrigerant yang bertekanan tinggi dan bersuhu biasa melalui proses penyerapan panas yang disebut kondensasi. Selama proses penyerapan, panas refrigerant uap diserap melalui permukaan kondensor oleh media pendingin.
Tipe kondensor yang biasa dipakai di kapal adalah tipe shell and tube dengan media pendingin air laut sistem buangan yang di lengkapi sebuah pompa dan alat pengaman. Kecepatan aliran air pendingin sangat mempengaruhi perpindahan kalor untuk mencairkan gas refrigerant yang bertekanan dan bertemperatur tinggi di dalam kondensor.


3)                  Tangki Penampung (Receiver Tank)
Sebelum refrigerant disirkulasikan ke evaporator melalui katup ekspansi, refrigerant ditampung terlebih dahulu dalam receiver. Refrigerant yang tertampung sudah berbentuk cairan, sehingga dalam keadaan tidak beroperasi jumlah refrigerant dalam sistem dapat diketahui melalui gelas penduga (sigh glas) yang diberi skala.
Dalam Receiver kadang– kadang yang tertampung bukan hanya refrigerant cair, juga udara dan minyak pelumas. Untuk mencegah hal – hal yang tidak diinginkan receiver dilengkapi dengan katup pengaman, oil drain dan equalizer yang dihubungkan dengan kondensor.
4)                  Katup ekspansi
 Katup ekspansi berfungsi untuk mengatur jumlah refrigerant yang akan mengalir ke evaporator dan menurunkan tekanan cairan refrigerant untuk mendapatkan jatuh tekan. Jadi katup ekspansi merupakan alat untuk mengatur batasan antara tekanan tinggi dengan tekanan rendah.
5)                  Evaporator
Evaporator berada dalam ruang pendingin dan diletakkan sesuai dengan tipe yang dipakai. Sama halnya dengan kondensor, evaporator adalah bagian pemindah panas melalui permukaan yang terdiri dari plat – plat maupun koil – koil (gulungan) pendingin.
2.2.2  Komponen bantu
            Keberadaan komponen bantu pada mesin refrigerasi  hanya sebagai alat yang membantu kelancaran aliran refrigerant pada saat bersirkulasi, oleh karena itu keberadaannya tidak mutlak. Penggunaan jenis komponen bantu di setiap mesin refrigerasi tidak selalu sama, terutama akan dipengaruhi oleh jenis refrigerant yang digunakan dan temperatur akhir yang akan dicapai. Menurut (Hartanto, 1986)
            Untuk sistem refrigerasi dua tingkat (two stage) mempunyai ciri-ciri yaitu dilengkapi Intercooler/ gas cooler. Alat ini dipasang diantara dua tingkat pemampatan yang berguna mendinginkan atau mengurangi superheat uap yang akan dimampatkan lagi dengan maksud agar temperature pengeluaran akhir tidak terlampau tinggi dan untuk meningkatkan efisiensi dari kompresor tingkat kedua. Pada dasarnya , intercooler/ gas cooler ialah suatu pendingin yang menggunakan cairan refrigerant untuk mendinginkan uap mampat. (Sunarman, 1977).
             Jenis, kegunaan dan penempatan setiap komponen bantu pada mesin refrigerasi adalah sebagai berikut:
1)                  Oil Separator
            Oil saparator adalah alat yang digunakan untuk memisahkan minyak pelumas kompresor dengan uap refrigerant bertekanan tinggi, alat ini ditempatkan pada saluran refrigerant antara kompresor sampai kondensor.
Minyak Pelumas dalam kompresor dapat terbawa oleh uap refrigerant yang telah dimampatkan oleh kompresor, ini dapat terjadi karena :
a.       Jumlah minyak pelumas dalam kompresor terlalu banyak,
b.      Ada bagian-bagian pada kompresor yang telah aus misalnya ring piston,
c.       Tekanan penghisapan kompresor terlalu rendah.
           
Minyak pelumas yang telah bercampur dengan uap refrigerant apabila dibiarkan saja akan terus masuk menuju ke kondensor dan akhirnya ke evaporator. Di dalam evaporator tersebut pelumas tersebut akan menghambat proses pendinginan. Untuk mesin refrigerasi yang menggunakan refrigerant R-22, karena R-22 hanya dapat bercampur dengan minyak pelumas pada temperatur/ tekanan tinggi saja maka mesin refrigerasi sebaiknya memakai oil separator.
            Perpisahan minyak pelumas dalam oil saparator pada prinsipnya terjadi karena berat jenisnya lebih tinggi dibandingkan uap refrigerant, oleh sebab itu minyak pelumas yang telah terpisah akan tertampung di bagian dasar oil saparator sedangkan uap refrigerant akan berada di bagian atasnya.
            Minyak pelumas yang telah terpisah dalam oil saparator yang digunakan pada mesin pendingin dengan jenis halogen selanjutnya akan dialirkan kembali kedalam kompresor.
            Sedangkan minyak pelumas yang telah terpisah dalam oil saparator yang digunakan mesin refrigerasi dengan jenis refrigerant amonia umumnya langsung dibuang keluar melalui saluran pembuangannya (Sunarman, 1977)
2)                  Filter Dryer  
            Adalah suatu alat yang digunakan untuk menyerap kandungan air dan kotoran yang terkandung didalam refrigerant pada instalasi mesin refrigerasi. Alat ini merupakan suatu tabung yang didalamnya terdapat bahan pengering atau dissicant, saringan kotoran dan penahan agar bahan pengering tidak terbawa oleh aliran refrigerant yang dipasang pada kedua ujung tabung tersebut. Untuk memadatkan bahan pengering dalam tabung maka pada salah satu bagian saringannya dipasang pegas.
Uap air yang terkandung dalam refrigerant apabila dibiarkan akan mengakibatkan:
1.      Uap air apabila sampai di evaporator akan membeku dan ini akan menggangu aliran refrigerant.
2.      Uap air dapat menimbulkan korosi/ karat pada instalasi mesin refrigerasi.
3.      Apabila berccampur dengan minyak pelumas akan menimbulkan endapan yang dapat merusak kompresor.
            Adapun uap air yang terdapat pada mesin refrigerasi berasal dari udara yang ada dalam mesin refrigerasi. Udara ini dapat masuk disebabkan oleh :
a.       Kurang sempurnanya pada saat penghampaan mesin refrigerasi.
b.      Melakukan pengisian minyak pelumas atau refrigerant.
c.       Adanya kebocoran pada instalasi mesin refrigerasi yaitu pada bagian saluran yang bertekanan kurang dari 1 atm.
            Filter Dryer merupakan alat bantu yang digunakan pada mesin refrigerasi dengan jenis refrigerant halogen khususnya R. 22. didalam filter dryer berisi suatu bahan pengering yang (Dessicant) yang digunakan untuk menyerap air yang dikandung refrigerant, jenis bahan pengering yang sering digunakan adalah silica gel karena mempunyai daya serap air lebih besar. Bahan pengering tersebut setelah kotor ada yang dapat diganti dan ada pula yang tidak dapat diganti tergantung dari konstruksi tabung filter dryer. Pada mesin refrigerasi alat bantu filter dryer ditempatkan di saluran cairan refrigerant tekanan tinggi yaitu saluran antara kondensor dan ekspansi (Sunarman, 1977)



       Ada beberapa jenis Dessicant  (bahan pengering) yang sering digunakan pada mesin refrigerasi, diantaranya adalah :
a.                Silica Gel ( Si O2 )
Jenis ini berbentuk butir-butir kecil atau kristal yang berwarna putih atau kebiru-biruan, ciri-cirinya :
1.            Tidak dapat hancur menjadi tepung dan tidak bereaksi dengan minyak pelumas kompresor,
2.            Dapat menyerap uap air tanpa merubah keadaannya,
3.            Dapat menyerap air sampai 40 % dari beratnya sendiri,
4.            Dapat diaktifkan lagi dengan memanaskannya antara 120° – 250°C dan setelah dingin dapat digunakan kembali.
b.          Activated Alumina ( Al 2 O3 )
Banyak digunakan pada AC, ciri-cirinya adalah :
1.          Berbentuk butir-butir kecil seperti kristal, tidak korosif dan tidak larut dalam air,
2.    Dapat menyerap uap air tanpa merubah keadaanya,
3.    Mepunyai daya serap air sampai 14 % dari beratnya sendiri,
4.          Dapat diaktifkan kembali dengan memanaskannya sampai sekitar 177° – 300°C.     
c.           Calcium Clorida ( Ca Cl2 )
Berbentuk butir-butir kecil dan tidak dapat dipasang secara permanen karena setelah menyerap uap air akan terjadi perubahan keadaan sehingga dapat mengakibatkan filter dryer menjadi buntu/ tersumbat. Jenis ini dapat menyerap air sebanyak 100 % dari beratnya sendiri namun jenis ini tidak banyak digunakan.
d.          Molecular Sieve
Jenis ini berbentuk bulat seperti lada putih dan dapat dipakai secara permanen, jenis ini juga benyak digunakan dan mempunyai daya serap yang kuat ( lebih kuat daripada silica gel ), Dapat diaktifkan kembali dengan cara dipanasi sampai sekitar 200° – 300° C (Handoko, 1981)
3)                  Akumulator   
            Adalah alat untuk memisahkan cairan dan uap refrigerant yang bertekanan rendah dimana alat ini berbentuk tabung yang jenis logamnya disesuaikan dengan refrigerant. Sistem pemisahan cairan dan uap hanya berdasarkan perbedaan berat jenis. Cairan refrigerant karena berat jenisnya lebih besar akan berada pada bagian dasar sedangkan uap refrigerant akan terletak pada bagian atasnya.
            Pada prinsipnya akumulator merupakan tempat berbentuk tabung yang digunakan untuk memisahkan cairan refrigerant yang tidak dapat menguap di evaporator dengan uap refrigerant bertekanan rendah, sehingga akumulator dapat pula dikatakan sebagai tempat menampung cairan refrigerant bertekanan rendah atau Low Receiver.
            Akumulator pada mesin refrigerasi selalu ditempatkan pada saluran uap tekanan rendah, sesuai dengan kegunaannya maka keberadaannya akan dapat menghindari terhisapnya cairan refrigerant oleh kompresor disaat pengoperasiannya.
4)                  Alat Penukar Panas ( Heat Exchanger )
            Heat exchanger atau penukar kalor merupakan suatu tempat terjadinya proses pemindahan kalor dari cairan refrigerant bertekanan tinggi kepada uap refrigerant tekanan rendah. Sebagai akibatnya jumlah kandungan kalor cairan refrigerant yang akan diuapkan di evaporator akan berkurang, dengan keadaan demikian pada saat proses penguapannya akan memungkinkan menyerap kalor lebih banyak.
            Penerapan heat exchanger dapat berbentuk suatu alat bantu dengan cara hanya menyinggungkan pipa saluran cairan refrigerant tekanan tinggi dengan pipa saluran uap refrigerant tekanan rendah.
2.3  Prinsip Kerja Mesin Refrigerasi
            Pengambilan panas dari suatu benda atau zat dapat dilakukan dengan berbagai cara disebut proses pendinginan. Terjadinya pendinginan sangat dipengaruhi oleh tekanan dan temperature.
            Pada mesin refrigrasi sistem kompresi pendinginan terjadi karena bahan pendingin (refrigerant) dimampatkan sehingga tingkat energi uap naik, dimana tekanan dan temperatur menjadi tinggi. Selanjutnya refrigerant dikondensasikan atau didinginkan menyebabkan temperatur turun dan tekanan relative tinggi. Melalui pengatur jumlah refrigerant (katup ekspansi), refrigerant dikabutkan sehingga tekanan turun akibatnya refrigerant menyerap panas untuk menguap pada tekanan dan temperatur  yang cukup rendah.
            Secara garis besar siklus refrigerant dalam unit mesin refrigerasi sistem kompresi adalah sebagai berikut :
2.3.1  Kompresi
            Dimana refrigerant uap dengan tekanan dan temperatur rendah dihisap kompresor dari evaporator, kemudian di dalam kompresor dimampatkan untuk mendapatkan tekanan dan temperature yang tinggi. Untuk sistem dua tingkat maka temperatur kompresi pada tekanan tinggi dicegah agar tidak terlalu tinggi (over heated) selain itu juga memperbaiki COP (Coefisient of Performence) sehingga diperoleh massa refrigerant yang besar. Setelah gas refrigerant yang keluar inter cooler dihisap oleh kompresor pada sisi tekanan tinggi maka gas refrigerant itu di kompresi kembali.
2.3.2  Kondensasi
            Refrigerant uap yang telah dimampatkan lalu didinginkan di kondensor, sehingga terjadi kondensasi dimana refrigerant uap berubah menjadi cair dengan temperature biasa dan tekanan masih relative tinggi.
2.3.3  Ekspansi
            Jumlah refrigerant yang mengalir di perkecil untuk mendapatkan jatuh tekan dan diekspansikan yang memungkinkan refrigerant dapat menguap pada tekanan rendah di evaporator.
2.3.4  Evaporasi
            Tahap terakhir dimana refrigerant menyerap panas dari sekelilingnya setelah diekspansikan (dikabutkan), sehingga terjadi pendinginan di evaporator. Tekanan rendah di evaporator dapat dipertahankan oleh kompresor yang secara terus menerus mengadakan penghisapan dan penekanan refrigerant.
            Secara singkatnya dapat diuraikan bahwa refrigerant di hisap kompresor dari evaporator melalui suction line, kemudian ditekan dan mengalir ke kondensor. Di kondensor terjadi kondensasi refrigerant uap menjadi cair, yang kemudian ditampung dalam receiver. Refrigerant cair kemudian mengalir ke evaporator  melalui katup ekspansi dan terjadi peristiwa jatuh tekan. Di evaporator refrigerant menguap, adakalanya refrigerant tidak semuanya menguap dan terus mengalir ke akumulator. Untuk mencegah kompresi cair (liquid back), refrigerant yang tidak menguap dialirkan kembali ke evaporator, sedang yang berbentuk uap mengalir ke kompresor untuk disirkulasikan kembali ke dalam sistem.
2.4   Pedoman Pengoperasian Mesin Refrigerasi
            Setiap kegiatan dalam pengoperasian unit mesin refrigerasi dilakukan secara bertahap dimana jenis tahapannya tidak selalu sama. Ini dipengaruhi oleh kelengkapan jenis komponen yang digunakan oleh mesin refrigerasi tersebut, semakin banyak jenis komponen yang digunakan maka prosedur mengoperasikannyapun akan semakin banyak pula tahapannya. Oleh sebab itu tehnik pengoperasian suatu unit mesin refrigerasi mempunyai tehnik pengoperasian yang tidak harus selalu sama.(Sunarman, 1977)
            Adapun hal-hal yang pokok dalam kegiatan pengoperasian unit mesin refrigerasi adalah sebagai berikut :
2.4.1   Persiapan Sebelum Start
            Kegiatan ini dimaksud untuk mempersiapkan keadaan mesin refrigerasi untuk siap dioperasikan sehinggga dapat mencegah terjadinya hal atau keadaan yang tidak diinginkan pada saat mesin dioperasikan . Keadaan yang perlu diperhatikan adalah keadaan tenaga/ sumber penggerak mesin refrigerasi, keadaan kompresornya dan keadaan disekitar bagian-bagian mesin refrigerasi yang bergerak/ berputar.
a.       Periksa keadaan sumber tegangannya,
b.      Periksa keadaan baut-baut pondasi,
c.       Periksa jumlah minyak pelumas kompresor,
d.      Memeriksa transmisi/ kopel kompresor,
e.       Memeriksa keadaan lingkungan ruang mesin refrigerasi.
2.4.2   Menjalankan Mesin Refrigerasi (Start)
            Untuk menjalankan mesin refrigerasi ini banyak ragamnya, namun yang terpenting adalah memastikan terbukanya saluran uap refrigerant yang bertekanan tinggi sehingga begitu kompresor bergerak maka refrigerant yang dimampatkan dapat langsung mengalir ke komponen lainnya. Selain itu perlu diperhatikan pula aliran media pendingin kompresor atau kondensor sehingga tidak akan terjadi keterlambatan proses pendinginannya dan setelah itu kemudian mengatur pembukaan kran-kran lain yang diperlukan agar refrigerant dapat bersirkulasi secara normal.
1.      Buka semua kran pada saluran refrigerant bertekanan tinggi,
2.      Jalankan sirkulasi media pendinginan kompresor dan kondensor,
3.      Menjalankan penggerak kompresor,
4.      Mengatur pembukaan katup ekspansi dan kran hisap kompresor,
5.      Menjalankan tenaga penggerak perantara pendinginan.
2.4.3   Pemeriksaan Selama Mesin Refrigerasi Beroperasi
            Secara rutin kegiatan ini perlu dilakukan sehingga keadaan mesin refrigerasi dapat dimonitor keadaanya sehingga apabila terjadi kelainan secepatnya dapat diambil tindakan untuk perbaikannya.
Adapun bagian-bagian yang perlu diperiksa antara lain adalah tekanan refrigerant, temperatur pendinginan, keadaan sumber tenaga penggeraknya, dll.
  1. Periksa tekanan pengeluaran, penghisapan dan pelumasan kompresor,
  2. Perika temperatur media pendinginan kondensor dan kompresor,
  3. Periksa temperatur pendinginan dalam ruang pendinginan,
  4. Periksa keadaan sumber tenaga penggeraknya.
2.4.4  Mematikan (Stop) Mesin  Refrigerasi
            Pada saat mesin refrigerasi terutama dalam jangka waktu yang cukup lama diharapkan refrigerant dapat tertampung dalam kondensor atau receiver tank . Untuk itu sebelum kompresor dimatikan sebaiknya kran yang mengalirkan refrigerant bertekanan tinggi dari receiver tank ditutup terlebih dahulu selanjutnya setelah tekanan penghisapan kompresor turun, tenaga penggerak kompresor dimatikan dan menutup kran penghisapan kompresor serta kran-kran lainnya.
1.      Tutup kran pada saluran cairan refrigerant tekanan tinggi,
2.      Matikan tenaga penggerak kompresornya,
3.      Tutup kran pada saluran refrigerant bertekanan tinggi,
4.      Matikan sirkulasi media pendinginan pada kondensor dan kompresor,
5.      Matikan tenaga penggerak perantara pendinginan.  
2.5  Peranan Buku Jurnal Harian Mesin Refrigerasi di atas kapal
            Buku harian sangat penting dan mutlak harus ada pada unit mesin refrigerasi khususnya yang berkapasitas besar yang digunakan untuk mencatat keadaan pengoperasian dan hal yang terjadi pada saat itu.
            Dengan demikian secara umum fungsi buku harian terhadap pengoperasian mesin refrigerasi adalah sebagai berikut :
1.      Sebagai data otentik (sebenarnya) keadaan pengoperasian mesin refrigerasi yang selanjutnya dipakai sebagai bahan untuk menganalisa keadaan pengoperasiannya
2.      Mengetahui jam pengoperasian mesin refrigerasi sehingga dapat memudahkan dalam menentukan perawatannya
3.      Pengisian jurnal secara rutin membantu operator mengenal keadaan pengoperasian mesin refrigerasi
4.      Dapat mengetahui kerusakan yang terjadi pada mesin refrigerasi. (Maimun, 2004)
2.6    Pemeriksaan dan Perawatan Mesin refrigerasi         
Perawatan adalah kombinasi dari semua tindakan yang dilakukan dalam rangka mempertahankan atau mengembalikan suatu kondisi yang dapat diterima dan berfungsi seperti disediakala atau paling tidak mendekati sehingga kegiatan produksinya dapat berjalan dengan lancar (mesin dan peralatannya paling tidak mencapai umur ekonomisnya dan menghindari kemacetan serta kerusakan sekecil mungkin) sehingga kapal dapat beroperasi secara efektif, efisien, produktif dan tepat waktu sesuai dengan yang telah direncanakan. (Maimun, 2004)
2.6.1   Tujuan Pemeriksaan dan Perawatan
            Tujuan diadakannya pemeriksaan dan perawatan mesin refrigerasi ini adalah untuk memperoleh :
1.      Waktu operasi yang maksimal
2.      Operasi mesin refrigerasi yang aman
3.      Umur mesin yang panjang
4.      Operasi yang memuaskan melalui penjadwalan perawatan yang tepat, pemeriksaan berkala, penghematan energi, tenaga dan suku cadang (spare part)
Kegiatan perawatan itu sendiri dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1.      Perawatan berkala
2.      Perawatan rutin. (Maimun, 2004).
2.6.2        Perawatan Berkala
            Mesin refrigerasi yang telah beroperasi selama 6000 jam atau satu tahun beroperasi harus diadakan pemeriksaan secara umum (general checking). Pemeriksaan dan perawatan ini pada seluruh komponen mesin refrigerasi sesuai dengan buku petunjuk. Hal ini dilakukan untuk melihat keausan yang terjadi pada bagian mesin yang bergesekan seperti  cylinder liner, bantalan – bantalan, poros engkol dan keadan sistemnya.
            Pemeriksaan terhadap sistemnya dimaksudkan untuk mengetahui adanya kebocoran – kebocoran pada sistem. Untuk pembongkaran kompresor, diperiksa bagian – bagian yang bergesekan atau bergerak seperti keadaan piston terhadap cylinder sleevennya dan saluran air pendingin yang mengalir dikompresor atau di kondensor.
2.6.3  Perawatan Rutin
            Supaya mesin refrigerasi bekerja dengan baik selama kapal beroperasi maka secara rutin perlu diadakan perawatan dan dicatat dalam buku jurnal mesin refrigerasi (log book of refrigerating mechinery). Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan mesin refrigerasi adalah :
1.      Memeriksa jumlah minyak pelumas didalam crank case. Warna dan buih yang terjadi pada minyak pelumas pada saat kompresor beroperasi merupakan tanda bahwa minyak pelumas tersebut mengalami penurunan kualitas karena viscositas minyak pelumas telah berkurang. Warna hitam pada minyak pelumas menandakan tercampurnya minyak pelumas dengan karbon dan buih disebabkan karena tercampurnya minyak pelumas dengan refrigerant, sehingga perlu dilakukan penggantian minyak pelumas.
2.      Memeriksa sirkulasi air pendingin kompresor dan kondensor, hal ini sangat mempengaruhi kemampuan kerja mesin refrigerasi
3.      Memeriksa dan mendengarkan suara kompresor pada saat kompresor beroperasi. Suara yang kasar menandakan ada bagian – bagian tertentu didalam kompresor tidak bekerja secara normal seperti patahnya ring, piston pecah, connecting rod patah, katup discharge dan katup suction tidak bekerja dengan baik dan lain – lain.
4.      Memeriksa dan mencatat pada buku harian mesin refrigerasi yang meliputi:
a.       Tekanan dan temperatur discharge pada kompresor
b.      Tekanan dan temperatur suction pada kompresor
c.       Tekanan minyak pelumas
d.      Arus listrik motor kompresor
e.       Temperatur air pendingin kondensor
5.      Jumlah cairan refrigerant di dalam receiver, perlu diatur jumlahnya di dalam tanki tersebut.
6.      Temperatur palka dan freezer melalui thermometer recorder.
      .(Maimun, 2004)
2.7      Penyebab dan Cara Mengatasi Kerusakan Mesin Refrigerasi
Didalam memperbaiki unit mesin refrigerasi, operator harus tahu dalam menganalisa : bagian apa dari unit mesin refrigerasi itu yang harus diperbaiki berdasarkan analisis gejala-gejala gangguan, memilih alat-alat kerja secara tepat, menjaga sistem refrigerasi agar tetap bersih dan kering dalam mengerjakan. (Karyanto, 2004)

Tabel 1.  Penyebab dan Cara Mengatasi Kerusakan Mesin Refrigerasi
1.      Tekanan Pengeluaran Kompresor
a.       Tekanan pengeluaran kompresor terlalu tinggi
PENYEBAB
CARA MENGATASI
a.  Air pendingin terlalu sedikit atau temperaturnya terlalu tinggi.
b.  Saluran air pendingin kotor.
c.  Terlalu banyak refrigerant.
d. Kondensor berisi udara.
e.  Kapasitor kondensor terlalu kecil
a.  Tambah volume sirkulasi air pendingin.
b.  Bersihkan.
c.  Kurangi.
d. Buang udaranya.
e.  Perbesar kapasitasnya, kalau bersifat sementara perkecil katup ekspansi.

b.      Tekanan kompresor terlalu rendah
a.       Refrigerant kurang.
b.      Temperatur media pendingin terlalu rendah
Periksa kebocoran, kemudian tambah.
Biarkan

2.      Tekanan Penghisapan Kompresor
a.       Tekanan penghisapan kompresor terlalu rendah
a.       Katup ekspansi terbuka terlalu kecil atau kotor.
b.Didalam evaporator terdapat minyak pelumas.
c. Evaporator tertutup bunga es/frost
d.            Temperatur pendingin terlalu rendah
Periksa dan bersihkan.

Keluarkan.

Lakukan Defrost.
Matikan kompresor.

b.      Tekanan penghisapan kompresor terlalu tinggi
a.  Beban pendinginan bertambah.
b.  Kapasitas mesin telah berkurang.
c.  Pembukaan katup ekspansi terlalu besar.
Atur beban.
Periksa dan perbaiki.
Atur pembukaanya.


3.      Tekanan Minyak Pelumas
a.       Tekanan minyak pelumas terlalu tinggi
a.  Pengaturan tekanan yang salah
b.  Kekentalan minyak pelumas bertambah
Atur kembali tekanannya
Perkecil pembukaan katup ekspansi



b.      Tekanan minyak pelumas terlalu rendah
a.  Minyak pelumas terlalu encer.
b.  Minyak pelumas kotor.
c.  Filter kotor.
d. Pompa minyak pelumas rusak
Atur kembali tekanannya
Ganti yang baru.
Bersihkan
Periksa dan perbaiki.

4.      Temperatur Pengeluaran
a.       Temperatur pengeluaran terlalu tinggi
a.  Tekanan pengeluaran tinggi.
b.  Perbandingan kompresi tinggi.
c.  Air pendingin kompresor kurang.
d. Kompreor terlalu panas.
e.  Penyumbatan pada bagian pengeluaran kompresor.
f.   Uap refrigerant bocor melalui silinder kompresor
Lihat keterangan No.1
Lihat keterangan No.1
Perbesar alirannya
Perbesar pembukaan katup ekspansi
Periksa dan perbaiki

Periksa dan perbaiki


b.      Temperatur  pengeluaran terlalu rendah
a.  Cairan refrigerant masuk kedalam kompresor.
b.  Beban kompresor terlalu kecil atau kompresor kerja Unload (bebas beban).
c.  Tekanan pengeluaran kecil
Perkecil pembukaan

Periksa dan perbaiki


-
(Sumber : Sunarman, 1977)

2.7  Peranan Teknologi Refrigerasi dalam Bidang Perikanan

Teknologi refrigerasi mempunyai peranan khusus penting dalam produksi dan distribusi pangan manusia dan hewan. Teknologi ini tidak hanya diterapkan dalam pemanfaatan pasca panen (sesudah dipanen) tetapi juga dalam kegiatan produksi pangan pra-panen (dalam budidaya tanaman, ternak, ikan dan lain–lain), jadi diterapkan dalam seluruh kegiatan mata rantai mulai dari produksi sampai pada penanganan, pengolahan dan distribusi serta konsumsi pangan (Ilyas, 1983).
Dalam dunia usaha perikanan secara umum dapat dikemukakan bahwa penerapan teknik refrigerasi dalam bentuk pendinginan dan khususnya pembekuan, memberi keuntungan sebagai berikut :
a.             Memperluas jangkauan penangkapan sehingga dapat memanfaatkan sumberdaya perikanan yang berlokasi jauh di laut dalam dan wilayah ekonomi eksklusif.
b.            Mengamankan hasil tangkapan pada periode tangkapan besar dan menyalurkannya pada periode paceklik, dengan demikian dapat mengatur suplai dan menstabilkan harga.
c.             Memperpanjang masa operasi pabrik pengolahan, karena dapat menghimpun stok bahan baku pada waktu musim raya.
d.            Memperpanjang waktu penyimpanan dan memperluas jaringan distribusi.
e.             Memperluas jaringan pemasaran ke luar negeri, sehingga memperbesar pemasukan devisa.
f.             Meningkatkan pendapatan nelayan dan petani produsen berhubung dapat memperkuat posisinya dalam proses penawaran dan permintaan.
Mengenai keunggulan teknik refrigerasi, dikatakan bahwa dengan beban penduduk yang semakin membesar di muka bumi ini dalam lalulintas komunikasi yang demikian pesat, peranan teknik refrigrasi semakin besar dalam ekonomi pangan dunia. Refrigerasi diterapkan secara luas dalam dunia pengusahaan pangan, terutama karena keunggulannya dalam mengatasi gejala dan proses alamiah pangan yang cenderung cepat rusak dan sumbangannya dalam meningkatkan nilai ekonomi pangan. Keunggulan teknik refrigerasi diantaranya adalah :
a.             Refrigerasi mampu menghambat proses pembusukan pangan, meniadakan kerugian total pada pangan cepat-busuk dan memperpanjang daya awetnya.
b.            Refrigrasi dapat meningkatkan produksi pertanian (perikanan).
c.             Dapat mengawetkan nilai gizi dan nilai organik seperti rupa, tekstur, citarasa (flafour), bau (odor) dan karakteristik dari pangan tersebut.
d.            Hanya teknik refrigerasilah sebagai satu–satunya teknik pengawetan yang sukses mempertahankan nilai – nilai asli kesegaran tiap jenis pangan.
e.             Refrigerasi mampu menghimpun cadangan pangan secara besar–besaran untuk jangka waktu panjang.
f.             Refrigerasi mempunyai dampak ekonomis langsung bagi produksi dan cadangan pangan.
g.            Refrigerasi dapat memperluas perdagangan internasional dan meningkatkan pendapatan devisa dari sektor perikanan (Ilyas, 1983).



DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Perikanan, 2005. Statistik Ekspor Hasil Perikanan, Jakarta.
Handoko, 1981.  Teknik Lemari Es. PT. Ictiar Baru, Cetakan II, Jakarta
Hartanto. B. 1986. Mesin Pendingin Bidang Perikanan I. Jakarta
Ilyas, S. 1983. Teknologi Refrigrasi Hasil Perikanan Jilid I. Badan Peneliti dan Pengembangan Pertanian
_________1993. Teknologi Refrigrasi Hasil Perikanan Jilid II. Badan Peneliti dan Pengembangan Pertanian
Maimun, 2004. Manajemen Pengoperasian dan Perawatan Mesin Pendingin. Sekolah Tinggi Perikanan. Jakarta.
Moelyanto, 1992. Pengawetan Dan Pengolahan Ikan. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sunarman dkk, 1977.  Mesin Pendingin, Friga Jakarta.




1 komentar:

  1. Menjual berbagai macam jenis Chemical untuk Boiler,cooling tower chiller dan waste water treatment ,evapator Oli Industri defoamer dll untuk info lebih lanjut tentang produk ini bisa menghubungi saya di email tommy.transcal@gmail.com
    WA 081310849918
    Terima kasih

    BalasHapus

EXPORT , FREIGHT FORWARDING AND HS CODE

1. Ekspor / Export                 Ekspor merupakan kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean Indonesia kedaerah pabean negara l...